Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan audit kinerja
program bantuan operasional sekolah (BOS) dan jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas). BPK memilih melakukan audit kinerja di sektor
pendidikan dan kesehatan tersebut karena kedua sektor itu berkaitan erat
dengan kepentingan orang banyak.
“Proses audit BPK diawali dengan pemeriksaan di tingkat pengambil
kebijakan di kementerian masing-masing hingga ke pelaksana program di
daerah yaitu kabupaten/ kota,” kata Wakil Ketua BPK Hasan Bisri di
Jakarta, Kamis (10/11).
Hasan menjelaskan, audit kinerja di beberapa sektor yang menjadi
prioritas BPK diharapkan bisa membantu pemerintah dalam mengontrol
seluruh anggaran yang digelontorkan ke masyarakat. Ke depan, audit
kinerja di masing-masing sektor diyakini bisa mendorong penyerapan
anggaran pemerintah lebih optimal.
Dia menambahkan, BPK juga sudah melakukan audit kinerja di bidang
ketenagakerjaan. Hasil audit tersebut sudah disampaikan ke pemerintah
pada awal 2011.
“Rekomendasi hasil audit ketenagakerjaan sudah disampaikan ke
pemerintah dan DPR. Presiden kemudian merespons dengan melakukan
moratorium TKI,” imbuh Hasan.
Menurut Hasan, audit kinerja akan dilaksanakan BPK tiap tahun. Saat
ini, BPK baru bisa menyelesaikan 10% audit kinerja. “Kami jalan terus
tiap tahun, sekarang baru 10% dari obyek audit kinerja. Ke depan, jumlah
itu bakal ditingkatkan hingga ada keseimbangan antara audit keuangan
dan kinerja,” papar dia.
Audit Century
Di sisi lain, Ketua BPK Hadi Poernomo mengatakan, proses audit Bank
Century (sekarang Bank Mutiara) sudah mencapai 55%. Saat ini, BPK terus
mengumpulkan bukti-bukti yang ada dan berusaha secepatnya merampungkan
hasil audit.
Hadi juga menuturkan, sejauh ini tidak menemui kendala dalam proses
audit Bank Century. Namun, dia mengakui kalau proses audit masih
memerlukan waktu panjang guna mendapatkan hasil yang optimal.
“Tidak ada kendala, ini hanya soal waktu. Tapi, saya pastikan
secepatnya akan diumumkan hasilnya,” ungkap dia. Ketika disinggung
kemungkinan ada nama Deputi Bank Indonesia (nonaktif) Budi Mulia sebagai
tersangka dalam kasus di Bank Century, Hadi menolak berkomentar. “Kalau
tahu, saya pasti akan sampaikan, tunggu hasil laporannya,” kilah dia.
Sekadar informasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum lama ini
mensinyalir ada pelanggaran etika dan benturan kepentingan yang
dilakukan Budi Mulia dalam kasus aliran dana talangan senilai Rp 6,7
triliun di Bank Century.
Namun, kata Hadi, DPR masih perlu mengonfirmasikan keterlibatan Budi
Mulia. “Kami akan mencari bukti otentiknya dari hasil audit forensik
yang dilakukan BPK,” ujar dia.
Sementara itu, Hasan Bisri mengungkapkan, pihaknya akan menyampaikan
hasil audit lengkap mengenai Bank Century kepada DPR dan pemerintah pada
awal Desember 2011.
“Apapun hasilnya dari audit kami mengenai Bank Century, akan
disampaikan ke pemerintah dan DPR, sekitar awal Desember ini,” kata
Hasan.
Investor Daily Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar